Workshop Tatalaksana Leptospirosis


Leptospirosis adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira interrogans. Bakteri tersebut dapat menyebar melalui darah atau urine hewan yang telah terinfeksi. Leptospirosis memiliki gejala yang menyerupai influenza, yaitu demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Leptospirosis adalah penyakit yang tergolong langka. Kendati demikian, penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena berisiko menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti meningitis, kerusakan ginjal, hingga gagal hati. Leptospirosis terbagi menjadi dua fase, yaitu: Fase leptospiremia (septisemik): fase leptospiremia adalah fase pertama dari leptospirosis yang terjadi dalam jangka waktu 2–14 hari setelah tubuh terinfeksi. Pada fase ini, bakteri Leptospira dapat ditemukan pada darah sehingga dapat dideteksi melalui tes darah. Fase imun: dalam fase imun, bakteri Leptospira telah masuk ke dalam organ tubuh tertentu, terutama ginjal yang memproduksi urine. Karena itu, pada fase ini, diagnosis leptospirosis dilakukan melalui tes urine. cara penyebaran leptospirosis yang umum terjadi. Kontak langsung dengan urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri Leptospira. Kontak langsung dengan air atau tanah yang telah terkontaminasi oleh bakteri Leptospira. Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri Leptospira.   gejala awal dari leptospirosis adalah Demam tinggi.Sakit kepala.Diare.Mata merah.Nyeri otot, terutama pada otot betis. Mual dan muntah.Nyeri perut. Pencegahan lain bagi masyarakat umum, dengan menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, minum air yang sudah terjamin kebersihannya, cuci tangan sebelum makan dan setelah melakukan kontak dengan hewan, menjaga kebersihan lingkungan, agar bebas dari tikus, melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak. Diharapkan dengan langkah pencegahan, kita dapat terhindar dari leptospirosis. #PHBS #SehatBerawalDariSaya


Share this Post